Senin, 21 Oktober 2013

Kemampuan Sari Lemon Cui Dalam Menangkal Radikal Bebas Pada Tikus



I.PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
            Lemon Cui (Citrus microcarpa) merupakan bahan pangan yang  banyak tumbuh di Manado . Lemon Cui (Citrus microcarpa) biasanya disebut  jeruk Manado. Lemon cui sering digunakan dalam bidang kuliner sebagai bumbu masak dalam olahan ikan khususnya masakan khas Sulawesi Utara. Lemon cui juga sebagai penghilang bau amis pada ikan sedangkan dalam bidang kesehatan umumnya dapat bersifat sebagai obat untuk menjaga daya tahan tubuh, obat batuk dan bias menghaluskan kulit disebabkan karena kandungan vitamin C dan kalsium yang tinggi. Bentuknya bulat kecil seperti jeruk nipis namun lemon cui bisa dikupas seperti jeruk pontianak karena kulitnya tidak setebal jeruk nipis  ( Ali dkk,1993).
            Tanaman lemon cui (Citrus microcarpa) adalah tanaman yang halus dan sedikit berduri,tinngi pohon mencapai 3-5m. daun berbentuk jorong sampai lonjong-elips. Buah lemon cui berwarna kuning ketika matang dan hampir mempunyai bentuk yang bulat dengan diameter 2-3,5 cm dan berkulit tipis. Kulit berwarna hijau ketika masih mentah dan berwarna kekuningan saat sudah matang dan terdapat biji dalam daging lemon cui. Keunggulan Jeruk Lemon Cui salah satunya mampu berbuah nonstop sepanjang musim (Paulus,2013).
            Dalam penggunaanya Lemon Cui (Citrus microcarpa) lebih banyak dipakai dengan kondisi yang masih hijau, mungkin karena apabila masih hijau kandungan air lemonnya masih banyak dan aroma khas Lemon cui masih kuat, sedangkan lemon cui yang kondisinya sudah tua atau menguning sudah jarang digunakan, malah dianggap sebagai limbah. Maka dari itu penelitian ini menggunakan lemon cui yang kulitnya sudah kuning, sebagai bahan baku penelitian untuk menguji sari lemon cui dalam menangkal radikal bebas.
1.2. Rumusan masalah
            Berdasarkan masalah yang ditemukan, maka rumusan masalah yang diambil adalah bagaimana efek Lemon Cui (Citrus microcarpa) dalam menangkal radikal bebas pada tikus yang diinduksi dengan CCl4?

1.3. Tujuan Penelitian
            Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menguji kemampuan sari Lemon Cui (Citrus microcarpa) dalam menangkal radikal bebas pada tikus yang diinduksi dengan CCl4.

1.4. Manfaat Penelitian
            Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah dan diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat mengenai kemampuan sari lemon cui (Citrus microcarpa) dalam menangkal radikal bebas.






II. TINJAUAN  PUSTAKA
2.1. Uraian Tanaman
2.1.1. Tanaman Lemon Cui (Citrus microcarpa)
Lemon cui (Citrus microcarpa)  merupakan tanaman yang banyak terdapat di Sulawesi Utara dan Maluku. Lemon cui sering digunakan oleh masyarakat Sulawesi Utara sebagai pengawet ikan dan penambah rasa. Lemon cui mengandung vitamin C dan senyawa fenolik (Suryanto et.,al 2011)
Menurut Paulus (2013), klasifikasi tumbuhan lemon cui adalah sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Tracheophyta
Kelas               : Magnoliopsida                     
Suku                : Citreae
Genus              : Citrus
Species            : Citus microcarpa
                                               
                                                Gambar. Buah Lemon cui (Citrus microcarpa)
Tanaman lemon cui (Citrus microcarpa) adalah tanaman yang halus dan sedikit berduri,tinngi pohon mencapai 3-5m. daun berbentuk jorong sampai lonjong-elips. Bentuknya bulat kecil seperti jeruk nipis namun lemon cui bisa dikupas seperti jeruk pontianak karena kulitnya tidak setebal jeruk nipis Buah lemon cui berwarna kuning ketika matang d hamper an mempunyai bentuk yang hmpir bulat dengan diameter 2-3,5 cm dan berkulit tipis. Kulit berwarna hijau ketika masih mentah dan berwarna kekuningan saat sudah matang dan terdapat biji dalam daging lemon cui. Keunggulan Jeruk Lemon Cui salah satunya mampu berbuah nonstop sepanjang musim (Paulus,2013).

2.3. Antioksidan
            Antioksidan merupakan senyawa penangkan radikal bebas karena antioksidan mampu bertindak sebagai penyumbang radikal hydrogen dan sebagai akseptor radikal bebas. Antioksidan dapat melindungi bahan pangan terhadap terjadinya oksidasi yang dapat menyaebabkan ketengikan dan perubahan warna pada bahan pangan tersebut. Dalam tubuh manusia, manfaat antioksidan adalah untuk mengatasi dan menstabilkan radikal bebas serta dapat mencegah terjadinya kerusakan tubuh dari timbulnya penyakit degenaratif (Kosasih et al.,2006).
            Namun ketika radikal bebas lebih banyak dari kemampuanp pertahan antioksidan alami tersebut bias mengalami gangguan sehingga memutuskan rantai reduksi-oksidasi normal dan mengakibabtkan kerusakan oksidatif jaringan yang sering dikenal dengan stres oksidatif (Wuryastuti,2000). Stres oksidatif merupakan keadaan yang tidak seimbang antara jumlah molekul radikal bebas dan antioksidan di dalam tubuh (Trilaksani,2003).

2.4. Radikal Bebas
            Radikal bebas merupakan komponen molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif karena tidak memiliki electron berpasangan pada bagian terluar orbitnya. Electron yang tidak berpasangan ini akan selalu berusaha untuk menarik electron dari molekul lain sehingga mendapat konfigurasi pasangan electron. Sebuah radikal bebas yang berhasil mendapatkan electron dari molekul lain, akan mengakibatkan molekul tersebut menjadi radikal bebas yang baru (Allen dan Tressini,2000).
            Radikal bebas merupakan factor yang menyebabkan terbentuknya peroksidasi lipid. Serangan radikal bebas akan menggangu molekul-molekul lipid sehingga terbentuk lipid peroksida. Peroksida lipid terjadi ketika radikal bebas dan asam lemak tak jenuh majemuk (Polyunsaturated fatty acid,PUFA) yang memiliki minimal tiga ikatan rangkap saling bereaksi (Pham-Huy et al.,2008).

2.5. Karbon tertraklorida (CCl4)
Karbon tertraklorida (CCl4) merupakan senyawa toksik yang dapat menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid. Karbon tertraklorida menyebakan kerusakan pada ginjal,hati dan system saraf pusat. Karbon tertraklorida sangat sensitive terhadap hati karena hati merupakan organ utama terjadinya metabolism tubuh (Adewole et al., 2007).
Karbon tertraklorida (CCl4) pada umumnya sering digunakan untuk menginduksi keracunan dan peroksidasi lipid. Di hati dalam reticulum endoplasma, sitokrom P450 2EI akan memetabolit CCl4 menjadi triklormetil (CCl3) oksigen akan berikatan dengan triklormetil sehingga akan membentuk triklorometil peroksil (CCl3O2) yang akan merusak lipid, menggangu homeostatis Ca2+ sehingga menyebabkan kematian sel (Raymond et al.,1983).
2.4. Pengukuran MDA dengan Metode  TBARS
            Metode TBARS (2-thiobarbituric acid reactive substance) merupakan metode yang digunakan untuk mengukur oksidasi lipid. Angka TBA merupakan parameter yang digunakan unuk pengukuran besar kerusakan lipida karena reaksi oksidasi. Metode TBARS didasarkan pada pembentukan warna merah antara malonaldehid (MDA) yang merupakan produk oksidasi sekunder dengan asam 2-tiobarbiturat (TBA) dan absorbansinya diukur menggunakan spektrofotometer (Suryanto,2012). Reaksi embentukan warna merah antara TBA dan MDA adalah sebagai berikut:
Gambar. Reaksi pembentukan warna merah antara TBA dan MDA (Shahidi dan Hong, 1991)
            Menurut Suryanto (2012) prosedur pengukuran MDA dibentuk sebagai produk setengah endoperoksida asam lemak tak jenuh dari oksidasi lipid yang merupakan hasil dari pembentukan MDA dari asam lemak dengan kurang dari tiga ikatan rangkap dua seperti non-2-enal.
Reaksi MDA dengan asam tiobarbiturat (TBA) akan membentuk warna merah muda kenudian absorbansinya diukur pada panjang gelombang maksimum yaitu 530-532 nm menggunakan spektrofotometer. Reaksi kondensasi 2 molekul TBA dengan satu molekul malonaldehid akan membentuk senyawa kompleks kromogen. Besarnya angka TBA dinyatakan sebagai mg MDA per kg sampel atau hasilnya juga bias dibuat dalam persentase penghambatan dari oksidasi. Semakin besar absorbansi yang terukur,semakin besar pula angka TBA yang didapatkan (Suryanto,2012).


III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan waktu penelitian
            Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Advance Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam Ratulangi Manado dengan waktu pelaksanaan selama 3 bulan.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Alat
Alat yang digunakan adalah pisau stainless steel, juicer, timbangan digital, mikropipet, spektrofotometer UV-Vis Genesys 20, vortex, vakum, aluminium foil, kandang tikus dengan kelengkapan makan dan minum,sarung tangan, NGT (Nasogastric Tube),dispo, seperangkat alat bedah dan waterbath.
3.2.2. Bahan
            Bahan-bahan yang digunakan sebagai sampel yaitu lemon cui yang diperoleh dari Tobelo Halmahera Utara. Hewan uji yang akan digunakan adalah tikus (Rattus novergicus L) galur wistar serta pakan tikus berupa makanan standar. Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah bahan kimia proanalisis seperti etanol 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil, larutan natrium karbonat,reagen Folin-Ciocalteau, karbontetraklorida,asam trikloroasetat,asam tiobarbiturat dan dietil eter.


3.3. Prosedur percobaan
3.3.1. Pengambilan dan persiapan sampel
            Tikus (Rattus novergicus L) galur wistar berusia 3 bulan dengan berat kurang lebih 200 gram sebanyak 9 ekor. Tikus-tikus ini dibagi dalam 3 kelompok, masing-masing terdiri dari 3 ekor tikus,dipelihara di dalam kandang.
Sampel yang digunakan adalah lemon cui yang diperoleh dari Tobelo Halmahera Utara. Sari buah lemon cui yang sudah matang (berwarna kuning). Buah lemon cui tersebut kemudian dicuci, lalu dipotong menjadi bagian-bagian kecil, dan diambil sarinya dengan juicer. Setiap hari sari lemon cui segar sebanyak kurang lebih 50 Ml yang akan diberikan pada tikus pada hari itu juga.
3.3.2. Penetuan aktivitas penangkap radikal bebas
            Penentuan aktivitas penangkap radikal bebas ditentukan dengan metode Burda dan Oleszek (2001) yang sedikit dimodifikasi. Sebanyak 0.5 sari lemon cui ditambahkan dengan 2 Ml larutan DPPH dan divortex selama 2 menit. Berubahnya warna menunjukkan efesiensi penangkal radikal bebas. Selanjutnya pada 5 menit terakhir 30 menit nkubasi, absorbansinya diukur pada panjang gelombang 517 nm dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Aktivitas penangkal radikal bebas dihitung sebagai presentase berkurangnya warna DPPH dengan menggunakan persamaan:
Aktivitas penangkal radikal bebas (%) =  
Dari harga persen penangkal radikal bebas yang diperoleh, dibuat kurva antara persen penangkal radikal bebas terhadap konsentrasi larutan uji. Dari persamaan inhibisi larutan uji yang mampu menangkal 50% radikal bebas.
3.3.3. Pengambilan dan jumlah hewan uji
            Hewan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus jantan galur wistar berumur 2-3 bulan dengan bobot sekitar 90-150 g. tikus yang digunakan berjumlah 9 yang dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan yaitu kelompok control negative,control positif,kelompok perlakuan (P1) masing-masing terdiri dari 3 ekor tikus.
            Tikus jantan yang berjumlah 9 ekor dengan umur 2-3 bulan ditimbang satu persatu kemudian diadaptasikan selama 7 hari dengan diberikan pakan normal dari pakan tikus secara ad libitum pada suhu kamar setiap hari. Pada hari terakhir tikus ditimbang kembali. Sesudah masa adaptasi, tikus dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing terdiri dari 3 ekor tikus. Setelah masa adaptasi,tikus diberi perlakuan selama 12 hari yaitu kelompok 1: aquades (control), kelompok 2: CCl4 (1 Ml/KgBB) (control negative) dan kelompok 3: CCl4+ lemon cui . Pada hari ke-14 semua kelompok tersebut dibius menggunakan dietil eter dan dibedah untuk diambil hatinya kemudian dilakukan pengukuran peroksidasi lipida (MDA) dengan menggunakan metode asam tiobarbiturat (TBA).
3.3.4. Analisis MDA
            Tikus dibedah pada bagian dada dan diambil hati tikus, sebanyak 0,5 g hati tikus dicincang sampai halus menggunakan pisau stainless steel. Setelah itu, ditambahkan 4 Ml asam trikloroasetat (TCA) 10% disentrifus selama 10 menit, kemudian supernatant diambil dan ditambahkan dengan 2,5 asam tiobarbiturat (TBA) 1% kemudian larutan dicampur homogeny dengan dipanaskan di waterbath selama 10 menit lalu diinginkan. Kemudian filtrate yang berwarna merah muda diukur absorbansinya pada panjang gelombang 523 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Kadar MDA dihitung menggunakan kurva baku dari tetrametoksipropana (TMP) sebagai prekusor MDA dengan konsentrasi 0,3,6,9 dan 12 µmol/Ml.














3.5. Jadwal Kegiatan Program
            Keseluruhan penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Advance Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam Ratulangi Manado.
Table.1. Jadwal Kegiatan

Jenis Kegiatan
              Bulan I      
Bulan II
Bulan III
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4

Konsultasi Dosen Pembimbing













Persiapan Sampel













Penyadian Bahan Baku













Tahapan Proses Penelitian













Perhitungan dan Analisis Hasil













Evaluasi













Pembuatan Laporan Akhir














3.6. Rancangan Biaya
Alat dan bahan yang telah dimiliki ialah computer dan printer, sedangkan biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian ini adalah sebesar Total Rp. 10.082.000,- (Sepuluh juta delpan puluh dua ribu rupiah). Rincian biaya tersebut adalah sebagai berikut:
Pengeluaran Bahan Habis Pakai
Kebutuhan
Kegunaan
Harga
Lemon Cui

Pembuatan sari lemon
50.000
Aquades
3L
Pembuatan sari lemon
60.000
Sulfonylurea (glibenkamid)
1 strip
Control positif
10.000
Gulaku pasir merk gulaku
1 kg
Menaikkan kadar gula pada tikus
15.000
Makanan hewan
30 kg
Makanan tikus sehari-hari
400.000
Sub Total                                                                                                              535.000
Pengeluaran Peralatan
Kebutuhan
Kegunaan
Harga




















































































































 DAFTAR PUSTAKA
Adewole, S.O.,A.A.Salako,O.W. Doherty dan T. Naicker.2007.Effect of Melation on Carbon
Tetrachloride-Inuced Kidney Injury in Wistar Rats. African Journal of Biomedical Research.10:153-164.
Allen,R.,Tressini,M. Oxidative Stress and Gene Regulation.2000. Free Radical Biol Med,28:99.
Kosasih,E.N.,S. Tony dan H.Hendro.2006. Peran Antioksidan pada Lanjut Usia. Pusat Kajian Nasional Masalah Lanjut Usia. Jakarta.
Paulus, J. M. 2013. Lemon Cui Sebagai Tanaman Maskot Kota Manado. http://sulutiptek.com/lemon-cui-php.php   [23 September 2013].
Pham-Huy,L.A., He, H., Pham-Huy, C. 2008. Free Radical, Antioxidants in Disease and Health. International Journal of Biomedical Science, vol 4 no 2.
Raymond,F.,Kuldeep,P., James, M.1983. Reduced Glutathione Against Rat Liver Microsomal Injury by Carbon Tetrachloride. Biochem Journal vol 215.
Shahidi,F. dan C. Hong. 1991. Evaluation of Malonaldehyde as a Marker of Oxidative Rancidity in Meat Product.J. Food Biochem.15:97-105.
Suryanto,E.2012. Fitokimia Antioksidan. Putra Median Nusantara, Surabaya.
Suryanto, E., L. I. Momuat, M. Taroreh dan F. Wehantouw. 2011. Potensi Senyawa Polifenol Antioksidan dari Pisang Goroho (Musa spp). AGRITECH.31:289-296.
Trilaksani, W. 2003. Antioksidan: Jenis, Sumber, Mekanisme Kerja dan Peran Terhadap Kesehatan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Wuryastuti, H. 2000. Stres Oksidatif dan Implikasinya Terhadap Kesehatan. Pidato Pengukuhan Guru Besar UGM. Yogyakarta.


4 komentar:

  1. Ka, maaf mau tanya. Skripsi nya kk tentang pengukuran kadar MDA kan? Kmren beli Tetrametoksipropan nya dmna ya kak? Soalnya saya skripsinya pake itu juga. Dan ini lg nyari nyari tapi blm nemu :( mohon infonya kak . terimakasi sebelumnya

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Minat buah lemon cui hub 085711638682, kami di daerah Bogor

    BalasHapus