I.PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Lemon Cui (Citrus microcarpa) merupakan bahan pangan yang banyak tumbuh di Manado . Lemon Cui (Citrus microcarpa) biasanya
disebut jeruk Manado. Lemon cui sering
digunakan dalam bidang kuliner sebagai bumbu masak dalam olahan ikan khususnya
masakan khas Sulawesi Utara. Lemon cui juga sebagai penghilang bau amis pada
ikan sedangkan dalam bidang kesehatan umumnya dapat bersifat sebagai obat untuk
menjaga daya tahan tubuh, obat batuk dan bias menghaluskan kulit disebabkan karena
kandungan vitamin C dan kalsium yang tinggi. Bentuknya bulat kecil seperti jeruk nipis namun lemon cui
bisa dikupas seperti jeruk pontianak karena kulitnya tidak setebal jeruk nipis (
Ali dkk,1993).
Tanaman lemon cui (Citrus microcarpa) adalah tanaman yang
halus dan sedikit berduri,tinngi pohon mencapai 3-5m. daun berbentuk jorong
sampai lonjong-elips. Buah lemon cui berwarna kuning ketika matang dan hampir
mempunyai bentuk yang bulat dengan diameter 2-3,5 cm dan berkulit tipis. Kulit
berwarna hijau ketika masih mentah dan berwarna kekuningan saat sudah matang
dan terdapat biji dalam daging lemon cui. Keunggulan Jeruk Lemon Cui salah satunya mampu berbuah nonstop
sepanjang musim (Paulus,2013).
Dalam penggunaanya Lemon Cui (Citrus microcarpa) lebih banyak dipakai
dengan kondisi yang masih hijau, mungkin karena apabila masih hijau kandungan
air lemonnya masih banyak dan aroma khas Lemon cui masih kuat, sedangkan lemon cui
yang kondisinya sudah tua atau menguning sudah jarang digunakan, malah dianggap
sebagai limbah. Maka dari itu penelitian ini menggunakan lemon cui yang
kulitnya sudah kuning, sebagai bahan baku penelitian untuk menguji sari lemon
cui dalam menangkal radikal bebas.
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan masalah yang ditemukan,
maka rumusan masalah yang diambil adalah bagaimana efek Lemon Cui (Citrus microcarpa) dalam menangkal
radikal bebas pada tikus yang diinduksi dengan CCl4?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah menguji kemampuan sari Lemon Cui (Citrus
microcarpa) dalam menangkal radikal bebas pada tikus yang diinduksi dengan
CCl4.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi ilmiah dan diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat
mengenai kemampuan sari lemon cui (Citrus
microcarpa) dalam menangkal radikal bebas.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Uraian Tanaman
2.1.1.
Tanaman Lemon Cui (Citrus microcarpa)
Lemon cui (Citrus microcarpa) merupakan tanaman yang banyak terdapat di
Sulawesi Utara dan Maluku. Lemon cui sering digunakan oleh masyarakat Sulawesi
Utara sebagai pengawet ikan dan penambah rasa. Lemon cui mengandung vitamin C
dan senyawa fenolik (Suryanto et.,al
2011)
Menurut Paulus (2013),
klasifikasi tumbuhan lemon cui adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Suku : Citreae
Genus : Citrus
Species : Citus microcarpa
Gambar. Buah Lemon
cui (Citrus microcarpa)
Tanaman
lemon cui (Citrus microcarpa) adalah
tanaman yang halus dan sedikit berduri,tinngi pohon mencapai 3-5m. daun
berbentuk jorong sampai lonjong-elips. Bentuknya bulat kecil seperti jeruk nipis namun lemon cui bisa dikupas
seperti jeruk pontianak karena kulitnya tidak setebal jeruk nipis Buah
lemon cui berwarna kuning ketika matang d hamper an mempunyai bentuk yang hmpir
bulat dengan diameter 2-3,5 cm dan berkulit tipis. Kulit berwarna hijau ketika
masih mentah dan berwarna kekuningan saat sudah matang dan terdapat biji dalam
daging lemon cui. Keunggulan Jeruk Lemon Cui salah
satunya mampu berbuah nonstop sepanjang musim (Paulus,2013).
2.3. Antioksidan
Antioksidan
merupakan senyawa penangkan radikal bebas karena antioksidan mampu bertindak
sebagai penyumbang radikal hydrogen dan sebagai akseptor radikal bebas.
Antioksidan dapat melindungi bahan pangan terhadap terjadinya oksidasi yang
dapat menyaebabkan ketengikan dan perubahan warna pada bahan pangan tersebut.
Dalam tubuh manusia, manfaat antioksidan adalah untuk mengatasi dan
menstabilkan radikal bebas serta dapat mencegah terjadinya kerusakan tubuh dari
timbulnya penyakit degenaratif (Kosasih et
al.,2006).
Namun ketika radikal bebas lebih
banyak dari kemampuanp pertahan antioksidan alami tersebut bias mengalami
gangguan sehingga memutuskan rantai reduksi-oksidasi normal dan mengakibabtkan
kerusakan oksidatif jaringan yang sering dikenal dengan stres oksidatif
(Wuryastuti,2000). Stres oksidatif merupakan keadaan yang tidak seimbang antara
jumlah molekul radikal bebas dan antioksidan di dalam tubuh (Trilaksani,2003).
2.4. Radikal Bebas
Radikal bebas merupakan komponen
molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif karena tidak memiliki electron
berpasangan pada bagian terluar orbitnya. Electron yang tidak berpasangan ini
akan selalu berusaha untuk menarik electron dari molekul lain sehingga mendapat
konfigurasi pasangan electron. Sebuah radikal bebas yang berhasil mendapatkan
electron dari molekul lain, akan mengakibatkan molekul tersebut menjadi radikal
bebas yang baru (Allen dan Tressini,2000).
Radikal bebas merupakan factor yang
menyebabkan terbentuknya peroksidasi lipid. Serangan radikal bebas akan
menggangu molekul-molekul lipid sehingga terbentuk lipid peroksida. Peroksida
lipid terjadi ketika radikal bebas dan asam lemak tak jenuh majemuk
(Polyunsaturated fatty acid,PUFA) yang memiliki minimal tiga ikatan rangkap
saling bereaksi (Pham-Huy et al.,2008).
2.5. Karbon tertraklorida (CCl4)
Karbon
tertraklorida (CCl4) merupakan senyawa toksik yang dapat menyebabkan
terjadinya peroksidasi lipid. Karbon tertraklorida menyebakan kerusakan pada
ginjal,hati dan system saraf pusat. Karbon tertraklorida sangat sensitive
terhadap hati karena hati merupakan organ utama terjadinya metabolism tubuh
(Adewole et al., 2007).
Karbon
tertraklorida (CCl4) pada umumnya sering digunakan untuk menginduksi
keracunan dan peroksidasi lipid. Di hati dalam reticulum endoplasma, sitokrom
P450 2EI akan memetabolit CCl4 menjadi triklormetil (CCl3)
oksigen akan berikatan dengan triklormetil sehingga akan membentuk
triklorometil peroksil (CCl3O2) yang akan merusak lipid,
menggangu homeostatis Ca2+ sehingga menyebabkan kematian sel
(Raymond et al.,1983).
2.4. Pengukuran MDA dengan
Metode TBARS
Metode TBARS (2-thiobarbituric acid
reactive substance) merupakan metode yang digunakan untuk mengukur oksidasi
lipid. Angka TBA merupakan parameter yang digunakan unuk pengukuran besar
kerusakan lipida karena reaksi oksidasi. Metode TBARS didasarkan pada pembentukan
warna merah antara malonaldehid (MDA) yang merupakan produk oksidasi sekunder
dengan asam 2-tiobarbiturat (TBA) dan absorbansinya diukur menggunakan
spektrofotometer (Suryanto,2012). Reaksi embentukan warna merah antara TBA dan
MDA adalah sebagai berikut:
Gambar.
Reaksi pembentukan warna merah antara TBA dan MDA (Shahidi dan Hong, 1991)
Menurut Suryanto (2012) prosedur
pengukuran MDA dibentuk sebagai produk setengah endoperoksida asam lemak tak
jenuh dari oksidasi lipid yang merupakan hasil dari pembentukan MDA dari asam
lemak dengan kurang dari tiga ikatan rangkap dua seperti non-2-enal.
Reaksi
MDA dengan asam tiobarbiturat (TBA) akan membentuk warna merah muda kenudian
absorbansinya diukur pada panjang gelombang maksimum yaitu 530-532 nm
menggunakan spektrofotometer. Reaksi kondensasi 2 molekul TBA dengan satu
molekul malonaldehid akan membentuk senyawa kompleks kromogen. Besarnya angka
TBA dinyatakan sebagai mg MDA per kg sampel atau hasilnya juga bias dibuat dalam
persentase penghambatan dari oksidasi. Semakin besar absorbansi yang
terukur,semakin besar pula angka TBA yang didapatkan (Suryanto,2012).
III. METODOLOGI
PENELITIAN
3.1.
Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Advance
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam Ratulangi Manado
dengan waktu pelaksanaan selama 3 bulan.
3.2.
Alat dan Bahan
3.2.1.
Alat
Alat
yang digunakan adalah pisau stainless
steel, juicer, timbangan digital, mikropipet, spektrofotometer UV-Vis Genesys 20, vortex, vakum, aluminium
foil, kandang tikus dengan kelengkapan makan dan minum,sarung tangan, NGT
(Nasogastric Tube),dispo, seperangkat alat bedah dan waterbath.
3.2.2.
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan sebagai
sampel yaitu lemon cui yang diperoleh dari Tobelo Halmahera Utara. Hewan uji
yang akan digunakan adalah tikus (Rattus
novergicus L) galur wistar serta pakan tikus berupa makanan standar.
Bahan-bahan kimia yang digunakan adalah bahan kimia proanalisis seperti etanol
1,1-difenil-2-pikrilhidrazil, larutan natrium karbonat,reagen Folin-Ciocalteau,
karbontetraklorida,asam trikloroasetat,asam tiobarbiturat dan dietil eter.
3.3.
Prosedur percobaan
3.3.1.
Pengambilan dan persiapan sampel
Tikus (Rattus novergicus L) galur wistar berusia 3 bulan dengan berat
kurang lebih 200 gram sebanyak 9 ekor. Tikus-tikus ini dibagi dalam 3 kelompok,
masing-masing terdiri dari 3 ekor tikus,dipelihara di dalam kandang.
Sampel
yang digunakan adalah lemon cui yang diperoleh dari Tobelo Halmahera Utara.
Sari buah lemon cui yang sudah matang (berwarna kuning). Buah lemon cui
tersebut kemudian dicuci, lalu dipotong menjadi bagian-bagian kecil, dan
diambil sarinya dengan juicer. Setiap hari sari lemon cui segar sebanyak kurang
lebih 50 Ml yang akan diberikan pada tikus pada hari itu juga.
3.3.2. Penetuan aktivitas penangkap
radikal bebas
Penentuan aktivitas penangkap
radikal bebas ditentukan dengan metode Burda dan Oleszek (2001) yang sedikit
dimodifikasi. Sebanyak 0.5 sari lemon cui ditambahkan dengan 2 Ml larutan DPPH
dan divortex selama 2 menit. Berubahnya warna menunjukkan efesiensi penangkal
radikal bebas. Selanjutnya pada 5 menit terakhir 30 menit nkubasi,
absorbansinya diukur pada panjang gelombang 517 nm dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis. Aktivitas penangkal radikal bebas dihitung sebagai
presentase berkurangnya warna DPPH dengan menggunakan persamaan:
Aktivitas
penangkal radikal bebas (%) =
Dari
harga persen penangkal radikal bebas yang diperoleh, dibuat kurva antara persen
penangkal radikal bebas terhadap konsentrasi larutan uji. Dari persamaan
inhibisi larutan uji yang mampu menangkal 50% radikal bebas.
3.3.3. Pengambilan dan jumlah hewan uji
Hewan uji yang digunakan pada
penelitian ini adalah tikus jantan galur wistar berumur 2-3
bulan dengan bobot sekitar 90-150 g. tikus yang digunakan berjumlah 9 yang
dibagi menjadi 3 kelompok perlakuan yaitu kelompok control negative,control
positif,kelompok perlakuan (P1) masing-masing terdiri dari 3 ekor tikus.
Tikus jantan yang berjumlah 9 ekor
dengan umur 2-3 bulan ditimbang satu persatu kemudian diadaptasikan selama 7
hari dengan diberikan pakan normal dari pakan tikus secara ad libitum pada suhu kamar setiap hari. Pada hari terakhir tikus
ditimbang kembali. Sesudah masa adaptasi, tikus dibagi menjadi 3 kelompok,
masing-masing terdiri dari 3 ekor tikus. Setelah masa adaptasi,tikus diberi
perlakuan selama 12 hari yaitu kelompok 1: aquades (control), kelompok 2: CCl4
(1 Ml/KgBB) (control negative) dan kelompok 3: CCl4+ lemon cui .
Pada hari ke-14 semua kelompok tersebut dibius menggunakan dietil eter dan
dibedah untuk diambil hatinya kemudian dilakukan pengukuran peroksidasi lipida
(MDA) dengan menggunakan metode asam tiobarbiturat (TBA).
3.3.4. Analisis MDA
Tikus
dibedah pada bagian dada dan diambil hati tikus, sebanyak 0,5 g hati tikus
dicincang sampai halus menggunakan pisau stainless steel. Setelah itu,
ditambahkan 4 Ml asam trikloroasetat (TCA) 10% disentrifus selama 10 menit,
kemudian supernatant diambil dan ditambahkan dengan 2,5 asam tiobarbiturat
(TBA) 1% kemudian larutan dicampur homogeny dengan dipanaskan di waterbath
selama 10 menit lalu diinginkan. Kemudian filtrate yang berwarna merah muda
diukur absorbansinya pada panjang gelombang 523 nm menggunakan spektrofotometer
UV-Vis. Kadar MDA dihitung menggunakan kurva baku dari tetrametoksipropana
(TMP) sebagai prekusor MDA dengan konsentrasi 0,3,6,9 dan 12 µmol/Ml.
3.5. Jadwal Kegiatan Program
Keseluruhan penelitian ini
dilaksanakan di Laboratorium Advance Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Sam Ratulangi Manado.
Table.1. Jadwal Kegiatan
Jenis
Kegiatan
|
Bulan I
|
Bulan
II
|
Bulan
III
|
||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
Konsultasi
Dosen Pembimbing
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Persiapan
Sampel
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyadian
Bahan Baku
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tahapan
Proses Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Perhitungan
dan Analisis Hasil
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Evaluasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pembuatan
Laporan Akhir
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.6.
Rancangan
Biaya
Alat dan bahan yang telah dimiliki ialah
computer dan printer, sedangkan biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
penelitian ini adalah sebesar Total Rp. 10.082.000,- (Sepuluh juta delpan puluh
dua ribu rupiah). Rincian biaya tersebut adalah sebagai berikut:
Pengeluaran Bahan Habis Pakai
|
Kebutuhan
|
Kegunaan
|
Harga
|
Lemon
Cui
|
|
Pembuatan
sari lemon
|
50.000
|
Aquades
|
3L
|
Pembuatan
sari lemon
|
60.000
|
Sulfonylurea
(glibenkamid)
|
1
strip
|
Control
positif
|
10.000
|
Gulaku
pasir merk gulaku
|
1
kg
|
Menaikkan
kadar gula pada tikus
|
15.000
|
Makanan
hewan
|
30
kg
|
Makanan
tikus sehari-hari
|
400.000
|
Sub
Total
535.000
|
|||
Pengeluaran Peralatan
|
Kebutuhan
|
Kegunaan
|
Harga
|
DAFTAR PUSTAKA
Adewole, S.O.,A.A.Salako,O.W. Doherty dan
T. Naicker.2007.Effect of Melation on Carbon
Tetrachloride-Inuced
Kidney Injury in Wistar Rats. African
Journal of Biomedical Research.10:153-164.
Allen,R.,Tressini,M. Oxidative Stress and
Gene Regulation.2000. Free Radical Biol
Med,28:99.
Kosasih,E.N.,S. Tony dan H.Hendro.2006. Peran Antioksidan pada Lanjut Usia.
Pusat Kajian Nasional Masalah Lanjut Usia. Jakarta.
Paulus, J. M. 2013. Lemon Cui Sebagai
Tanaman Maskot Kota Manado. http://sulutiptek.com/lemon-cui-php.php
[23 September 2013].
Pham-Huy,L.A., He, H., Pham-Huy, C. 2008.
Free Radical, Antioxidants in Disease and Health. International Journal of Biomedical Science, vol 4 no 2.
Raymond,F.,Kuldeep,P., James, M.1983.
Reduced Glutathione Against Rat Liver Microsomal Injury by Carbon
Tetrachloride. Biochem Journal vol 215.
Shahidi,F. dan C. Hong. 1991. Evaluation
of Malonaldehyde as a Marker of Oxidative Rancidity in Meat Product.J. Food Biochem.15:97-105.
Suryanto,E.2012. Fitokimia Antioksidan. Putra Median Nusantara, Surabaya.
Suryanto, E., L. I. Momuat, M. Taroreh
dan F. Wehantouw. 2011. Potensi Senyawa Polifenol Antioksidan dari Pisang
Goroho (Musa spp). AGRITECH.31:289-296.
Trilaksani, W. 2003. Antioksidan: Jenis, Sumber, Mekanisme Kerja dan Peran
Terhadap Kesehatan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Wuryastuti, H. 2000. Stres Oksidatif dan Implikasinya Terhadap Kesehatan. Pidato
Pengukuhan Guru Besar UGM. Yogyakarta.
thanks...
BalasHapusKa, maaf mau tanya. Skripsi nya kk tentang pengukuran kadar MDA kan? Kmren beli Tetrametoksipropan nya dmna ya kak? Soalnya saya skripsinya pake itu juga. Dan ini lg nyari nyari tapi blm nemu :( mohon infonya kak . terimakasi sebelumnya
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMinat buah lemon cui hub 085711638682, kami di daerah Bogor
BalasHapus